Jumat, 11 Juni 2010

sinopsis film


    Di suatu desa yang nyaman hiduplah seorang anak laki-laki bernama Ojan. Dia adalah anak yang sangat kreatif, aktif, dan pantang menyerah. Suatu hari pamannya datang dari kota membawa majalah yang isinya tentang kota. Ternyata kota itu penuh dengan masalah, gersang, kumuh, berantakan, tidak seperti di desa yang hijau dan damai. Dari situlah Ojan berkeinginan untuk mengubah kota menjadi lebih baik dengan menjadi arsitektur kota taman.
                Keluarga Ojan termasuk keluarga yang hidup serba kekurangan. Ayahnya hanya bekerja sebagai pemulung yang penghasilannya sangat tidak cukup untuk membeli kebutuhan sehari-harinya, sedangkan ibunya mengajar ngaji di musolla dekat rumah. Hal inilah yang menjadi penghalang besar Ojan untuk mewujudkan impiannya.
                Suatu sore Ojan sedang asyiknya menggambar pemandangan di dekat sawah. Tiba-tiba kertas gambarnya terbang tertiup angin. Kertas tersebut ditemukan oleh seorang wanita paruh baya yang sangat tertarik dengan hasil gambar Ojan. Mengetahui Ojan yang hidup serba kekurangan, wanita tadi tergerak hatinya untuk membiayai Ojan bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dari situlah muncul secercah harapan Ojan untuk mewujudkan impian masa kecilnya.
                Setelah sempat menganggur selama setahun, akhirnya Ojan dapat masuk ke perguruan tinggi negeri di Kota Semarang. Ia memilih jurusan Planologi sebagai jembatan perwujudan cita-citanya. Karena Ojan sangat menginginkan cita-citanya terwujud ia menimba ilmu dengan penuh semangat.
Saat dosen sedang menerangkan tentang konsep green infrastructure dalam perkuliahan, pikiran Ojan melayang kepada kota hijau yang sangat ia impikan. Dalam lamunannya Ojan menjadi seorang perencana handal yang sukses. Ia telah berhasil menyelesaikan proyek membangun kota yang hijau, asri, indah, rapi, dan nyaman untuk ditinggali.
           Tiba-tiba Ojan dikagetkan oleh Susi yang duduk di sebelahnya. Ternyata ia hanya bermimpi di tengah perkuliahan yang sedang berlangsung. Dalam perjalanan pulang, Ojan berkeliing kota naik sepeda. Dia melihat keadaan kota yang semakin parah. Tapi, justru dari situlah tekadnya semakin menggebu-gebu untuk mewujudkan kota hijau yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar